KUTIPAN
***Pengertian Kutipan***
Kutipan adalah pengambil alihan satu kalimat atau lebih dari karya tulisan lain untuk tujuan ilustrasi atau memperkokoh argument dalam tulisan itu sendiri. Kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.
***Prinsip Mengutip***
1. Penulis harus menahan diri agar tidak mengutip terlalu banyak sehingga tulisan
yang disusun menjadi suatu himpunan kutipan;
2. Penulis harus memahami bahwa kutipan hanya menjadi bukti penunjang pendapat
penulis;
3. Kutipan dianggap benar jika penulis menunjukkan tempat atau asal kutipan
sehingga pembaca dapat mencocokkan kutipan dengan sumber aslinya;
4. Kutipan hendaknya diambil seperlunya agar tidak merusak uraian sebenarnya;
5. Pada kutipan langsung, penulis tidak boleh mengubah apapun dan andaikata
penulis tidak menyetujui apa yang dikutipnya atau menemukan kesalahan, ia
dapat memberi tanda : [. . .. ] atau [ sic]. Sic berasal dari kata latin sicut yang
berarti “dengan demikian”, “jadi..”, “ seperti itu”.
6. Pengutip tahu bahwa dalam kalimat itu ada kata yang salah, namun pengutip tidak boleh memperbaikinya.
 Cara memperbaikinya :
 1) ‘Tugas bank antara lain member pinjam [seharusnya, pinjaman, penulis] uang.’
 2) ‘Tugas bank antara lain memberi pinjam uang.’ artinya dikutip sesuai dengan aslinya.
Cara 2) ini lebih umum.
7. Menghilangkan bagian kutipan
   Dalam kutipan diperkenankan menghilangkan bagian-bagian kutipan dengan syarat bahwa    penghilangan bagian itu tidak menyebabkan perubahan makna.
 Caranya :
 1) Menghilangkan bagian kutipan yang kurang dari satu alinea.
    Bagian yang dihilangkan diganti dengan tiga titik berspasi.
 2) Menghilangkan bagian kutipan yang kurang dari satu alinea.
    Bagian yang dihilangkan diganti dengan tiga titik berspasi sepanjang garis (dari margin kiri sampai margin kanan).
***Jenis Kutipan***
a. Kutipan langsung:
 Kutipan Langsung ialah pemindahan secara lengkap, dalam arti kata demi
kata, kalimat demi kalimat sesuai dengan bunyi pada teks atau perkataan seseorang yang
dikutip oleh penulis. Kutipan sama persis dengan teks aslinya,tidak boleh ada perubahan.Kalau ada hal yang dinilai salah/meragukan,kita beri tanda ( sic! ),yang artinya kita sekedar mengutip sesuai dengan aslinya dan tidak bertanggung jawab atas kesalahan itu.Demikian juga kalau kita menyesuaikan ejaan,memberi huruf kapital,garis bawah,atau huruf miring,kita perlu menjelaskan hal tersebut, missal [ huruf miring dari pengutip ],[ ejaan disesuaikan dengan EYD ],dll. Bila dalam kutipan terdapat huruf atau kata yang salah lalu dibetulkan oleh pengutip,harus digunakan huruf siku [ ….. ].
b. Kutipan tidak lansung ( Kutipan Isi )
 Dalam kutipan tidak langsung, penulis melakukan parafrase atau
menggunakan kalimat-kalimat yang disusunnya sendiri menjadi ikhtisar atau intisari
berdasarkan apa yang dikutipnya. Kita hanya mengambil intisari pendapat yang kita kutip.Kutipan tidak langsung ditulis menyatu dengan teks yang kita buat dan tidak usah diapit tanda petik.Penyebutan sumber dapat dengan sistem catatan kaki,dapat juga dengan sistem catatan langsung ( catatan perut ) seperti telah dicontohkan.
***Teknik Mengutip***
1. Kutipan langsung
 1) yang tidak lebih dari empat baris :
    a) kutipan diintegrasikan dengan teks
    b) jarak antar baris kutipan dua spasi
    c) kutipan diapit dengan tanda kutip
    d) sudah kutipan selesai, langsung di belakang yang dikutip dalam tanda kurung        ditulis sumber darimana kutipan itu diambil, dengan menulis nama singkat atau        nama keluarga pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat kutipan itu        diambil.
 2) yang lebih dari empat baris :
    a) kutipan dipisahkan dari teks sejarak tiga spasi
    b) jarak antar kutipan satu spasi
    c) kutipan dimasukkan 5-7 ketukan, sesuai dengan alinea teks pengarang atau        pengutip. Bila kutipan dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama kutipan        dimasukkan lagi 5-7 ketukan.
    d) kutipan diapit oleh tanda kutip atau diapit tanda kutip.
    e) di belakang kutipan diberi sumber kutipan (seperti pada 1)
2. Kutipan tak langsung
   1) kutipan diintegrasikan dengan teks
   2) jarak antar baris kutipan spasi rangkap
   3) kutipan tidak diapit tanda kutip
   4) sesudah selesai diberi sumber kutipan
3. Kutipan pada catatan kaki
   Kutipan selalu ditempatkan pada spasi rapat, meskipun kutipan itu singkat saja. Kutipan    diberi tanda kutip, dikutip seperti dalam teks asli.
4. Kutipan atas ucapan lisan
   Kutipan harus dilegalisir dulu oleh pembicara atau sekretarisnya (bila pembicara seorang    pejabat). Dapat dimasukkan ke dalam teks sebagai kutipan langsung atau kutipan tidak    langsung.
5. Kutipan dalam kutipan
   Kadang-kadang terjadi bahwa dalam kutipan terdapat lagi kutipan.
   Dalam hal ini dapat ditempuh dua cara :
   1) bila kutipan asli tidak memakai tanda kutip, kutipan dalam kutipan dapat mempergunakan       tanda kutip tungggal atau tanda kutip ganda.
   2) bila kutipan asli memakai tanda kutip, kutipan dalam kutipan mempergunakan tanda kutip       ganda. Sebaliknya bila kutipan asli memakai tanda kutip ganda, kutipan dalam kutipan         memakai tanda kutip tunggal.
6. Kutipan langsung dalam materi
   Kutipan langsung dimulai dengan materi kutipan hinggga perhentian terdekat, (dapat berupa    koma, titik koma, atau titik) disusul dengan sisipan penjelas siapa yang berbicara.
   Contoh :
   “Jelas,” kata Prof. Haryati, ”kosa kata bahasa Indonesia banyak mengambil dari kosa kata    bahasa Sansekerta.”
DAFTAR PUSTAKA
***Unsur-Unsur Daftar Pustaka***
1. Penulis. Mencakup penulis utama, pendamping (bila ada) dan editor (bila ada). Nama penulis umumnya terdiri dari 3 bagian : nama sendiri (given name), nama tengah (middle name),nama keluarga (family name). Cara penulisannya dalam daftar pustaka adalah dengan menyebutkan nama keluarga terlebih dahulu.
2. Judul. Ditulis secara lengkap, dengan nomor edisi bila ada
3. Fakta-fakta penerbitan. Mencakup kota tempat penerbitan buku itu, nama penerbit dan tahun penerbitan. Jika perlu sertakan cetakan ke berapa.
4. Untuk artikel atau tulisan di majalah, perlu ditulis :
 - Nama Pengarang (jika ada);
 - Untuk artikel yang tidak disertai nama pengarang (anonim) maka dicantumkan Judul
   Artikel dalam tanda kutip, yang diikuti dengan keterangan dalam kurung siku ([])
   tentang jenis tulisan seperti berita atau tajuk;
 - Nama Surat Kabar/Majalah (dengan huruf italic); dan
 - Data Penerbitan, yakni: nomor, bulan dan tahun, kemudian halaman-halaman di
   mana artikel itu dimuat.
***Teknik Penulisan Daftar Pustaka***
1. Penulis perorangan : nama penulis (disusun balik), tahun terbit, judul buku (cetak miring atau garisbawahi), edisi dan volume, nama penerbit, tempat penerbit (kota), halaman yang dibaca.
2. Kumpulan karangan beberapa penulis dengan editor : nama penulis (disusun balik), tahun terbit, judul karangan . Bab diikuti kata “dalam” atau “in”, judul buku (cetak miring atau garisbawahi), nama editor, edisi, nama penerbit, tempat penerbit (kota).
3. Buku yang ditulis/dibuat oleh lembaga : nama lembaga, tahun terbit, judul buku (cetak miring atau garisbawahi), edisi dan volume, nama penerbit, tempat penerbit (kota), halaman yang dibaca.
4. Buku terjemahan : nama penulis (disusun balik), tahun terbit, judul buku (cetak miring atau garisbawahi), penerjemah, nama penerbit, tempat penerbit (kota), halaman yang dibaca.
***Contoh Penulisan Daftar Pustaka***
- Untuk referensi dari surat kabar atau majalah
 Sanusi, Bachrawi. “Ketimpangan Pertumbuhan Ekonomi.” Panji Masyarakat, No. 808, 1-10   Nopember 1994, h. 30-31 dan 45.
- Artikel dan Ensiklopedia
 Edgel, Beatrice. “Conception.” Dalam James Hastings (ed.) Encyclopedia of Religion
  and Ethics. Jilid 3. New York: Charles Schribner’s Son, 1979, h. 796-797.
- Referensi perundang-undangan
 Republik Indonesia. “Undang-undang RI Nomor I Tahun 1985 tentang Perubahan
  atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1969.” Dalam Undang-Undang
  Keormasan (Parpol & Golkar) 1985. Jakarta: Dharma Bakti, t.th.
- Sumber yang tidak diterbitkan
 Salim, Abdul Muin. “Konsepsi Kekuasaan Politik dalam Al-Qur’an.” Disertasi.
  Jakarta: Fakultas Pascasarjana IAIN Syarif Hidayatullah, 1989.
- Pustaka disusun oleh dua atau 3 orang
 Benjamin, Roger W., et al. Patterns of Political Development: Japan, India, Israel.
  New York: David McKay, 1972.
- Untuk buku terjemahan
 Al-Zuhayliy, Wahbah. Al-Qur’an al-Karim, Bunyatuh al-Tasyri’iyyah wa Khasa’isuh
  al-Hadariyyah. Diterjemahkan oleh Mohammad Lukman Hakiem dan
  Muhammad Fuad Hariri dengan judul Al-Qur’an: Paradigma Hukum dan
  Peradaban. Surabaya: Risalah Gusti, 1996.
- Seorang pengarang yang mempunyai 2 buku atau lebih
 Noer, Deliar. Gerakan Modern Islam di Indonesia, 1900-1942. Cet. II; Jakarta: LP3ES,
  1982.
 ______, Pemikiran Politik di Negeri Barat. Jakarta: Rajawali, 1982.
- Pustaka yang menumpang pada buku lain
 Al-Sayutiy, Jalal al-Din. Lubab al-Nuqul fi Asbab al-Nuzul. Dalam al-Sayutiy, Jalal   al-Din ibn Abd Rahman ibn Abu Bakr, dan Jalal al-Din Muhammad ibn Ahmad   alMahalliy. Tafsir al-Qur’an al-‘Azim. Juz I. Beirut: Dar al-Fikr,1401 H.
Referensi :
http://muliadinur.wordpress.com  http://teddyhangkoso.blogspot.com http://lytasapi.wordpress.com  http://wartawarga.gunadarma.ac.id
 
 









 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar