Pesan Tiket Mudah Murah

Rabu, 23 Februari 2011

Karya Ilmiah dan Non Ilmiah

I. KARYA ILMIAH

Ada berbagai definisi tentang karya ilmiah sebagai berikut :

1.Dalam buku yang di tulis Drs.Totok Djuroto dan Dr. Bambang Supriyadi disebutkan bahwa karya ilmiah merupakan serangkaian kegiatan penulisan berdasarkan hasil penelitian, yang sistematis berdasar pada metode ilmiah, untuk mendapatkan jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang muncul sebelumnya.

2.Menurut Brotowidjoyo, karya ilmiah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut Metodologi penulisan yang baik dan benar.

3.Menurut Hery Firman, karya ilmiah adalah laporan tertulis dan ai publikasikan dipaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang teliah dilakukan oleh seorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.

Dari berbagai macam pengertian karya ilmiah di atas dapat disimpulkan, bahwa yang dimaksud karya ilmiah adalah, suatu karangan yang berdasarkan penelitian yang ditulis secara sistematis, berdasarkan fakta di lapangan, dan dengan menggunakan pendekatan metode ilmiah.

Ciri Karya Ilmiah
1. Empiris: informasi yang disampaikan bersifat faktual yang diperoleh berdasarkan hasil pengamatan, kajian pustaka, penelitian.
2. Sistematis: adanya keteraturan, keterkaitan, dan ketergantungan antarbagian
3. Objektif: bebas dari prasangkan perorangan/pribadi
4. Analitis: berusaha membeda-bedakan pokok soalnya ke dalam bagian yang lebih rinci.
5. Verifikatif: mengandung kebenaran ilmiah yang dapat diuji

Sikap Ilmiah
Menurut Baharuddin (1982:34) mengemukakan bahwa :”Sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para Ilmuwan saat mereka melakukan kegiatan sebagai seorang ilmuwan. Dengan perkataan lain kecendrungan individu untuk bertindak atau berprilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui langkah-langkah ilmiah. Sikap ilmiah itu antara lain :
1. Ingin tahu : apabila menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya,maka ia beruasaha mengetahuinya; senang mengajukan pertanyaan tentang obyek dan peristiea; kebiasaan menggunakan alat indera sebanyak mungkin untuk menyelidiki suatu masalah; memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan eksprimen.
2. Kritis : Tidak langsung begitu saja menerima kesimpulan tanpa ada bukti yang kuat, kebiasaan menggunakan bukti – bukti pada waktu menarik kesimpulan; Tidak merasa paling benar yang harus diikuti oleh orang lain; bersedia mengubah pendapatnya berdasarkan bukti-bukti yang kuat.
3. Terbuka : Bersedia mendengarkan argumen orang lain sekalipun berbeda dengan apa yang diketahuinya.buka menerima kritikan dan respon negatif terhadap pendapatnya.
4. Objektif : Melihat sesuatu sebagaimana adanya obyek itu, menjauhkan bias pribadi dan tidak dikuasai oleh pikirannya sendiri. Dengan kata lain mereka dapat mengatakan secara jujur dan menjauhkan kepentingan dirinya sebagai subjek.
5. Menghargai karya orang lain : Tidak akan mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya, menerima kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau bangsa lain.
6. Sikap ingin menemukan : Selalu memberikan saran-saran untuk eksprimen baru; kebiasaan menggunakan eksprimen-eksprimen dengan cara yang baik dan konstruktif; selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya.
7. Sikap tekun : Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksprimen yang hasilnya meragukan’ tidak akan berhenti melakukan kegiatan –kegiatan apabila belum selesai; terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.

Macam-macam Karya Ilmiah
1. Karya iImiah Pendidikan

Karya ilmiah pendidikan digunakan tugas untuk meresume pelajaran, serta sebagai persyaratan mencapai suatu gelar pendidikan. Karya ilmiah pendidikan terdiri dari:

a. Paper (Karya Tulis).

Paper atau lebih populer dengan sebutan karya tulis, adalah karya ilmiah berisi ringkasan atau resume dari suatu mata kuliah tertentu atau ringkasan dari suatu ceramah yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswanya.

Tujuan pembuatan paper ini adalah melatih mahasiswa untuk mengambil intisari dari mata kuliah atau ceramah yang diajarkan oleh dosen, penulisan paper ini agak di perdalam dengan beberapa sebab antara lain, Bab I Pendahuluan , Bab II Pemaparan Data, Bab III Pembahasan atau Analisisdan Bab IV Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

b. Pra Skripsi

Pra Skripsi adalah karya tulis ilmiah pendidikan yang digunakan sebagai persyaratan mendapatka gelar sarjana muda. Karya ilmiah ini disyaratkan bagi mahasiswa pada jenja0ng akademik atau setingkat diploma 3 ( D-3).

Format tulisannya terdiri dari Bab I Pendahuluan (latar belakang pemikiran, permasalahan, tujuan penelitian atau manfaat penelitian dan metode penelitian). Bab II gambaran umum ( menceritakan keadaan di lokasi penelitian yang dikaitkan dengan permasalahan penelitian, Bab III deskripsi data ( memaparkan data yang diperoleh dari lokasi penelitian). Bab IV analisis (pembahasan data untuk menjawab masalah penelitian). Bab V penutup ( kesimpulan penelitian dan saran )

c. Skripsi

Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta- fakta empiris-objektif baik berdasarkan peneliian langsung (observasi lapangan ) maupun penelitian tidak langsung ( study kepustakaan)[9] skripsi ditulis sebagai syarat mendapatkan gelar sarjana S1. Pembahasan dalam skripsi harus dilakukan mengikuti alur pemikiran ilmiah yaitu logis dan emperis.[10]

d. Thesis

Thesis adalah suatu karya ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dari pada skripsi, thesis merupakan syarat untuk mendapatkan gelar magister (S-2).

Penulisan thesis bertujuan mensinthesikan ilmu yng diperoleh dari perguruan tinggi guna mempeluas khazanah ilmu yang telah didapatkan dari bangku kuliah master, khazanah ini terutama berupa temuan-temuan baru dari hasil suatu penelitian secara mendalam tentang suatu hal yangmenjadi tema thesis tersebut.

e. Disertasi

Disertasi adalah suatu karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta akurat dengan analisis terinci.

Dalil yang dikemukakan biasanya dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan-sanggahan senat guru besar atau penguji pada sutu perguruan tinggi, desertasi berisi tentang hasil penemuan-penemuan penulis dengan menggunakan penelitian yang lebih mendalam terhadap suatu hal yang dijadikan tema dari desertasi tersebut, penemuan tersebut bersifat orisinil dari penulis sendiri, penulis desertasi berhak menyandang gelar Doktor.

2. Karya ilmiah Penelitian.

A, Makalah seminar.

1. Naskah Seminar

Naskah Seminar adalah karya ilmiah tang barisi uraian dari topik yang membahas suatu permasalahan yang akan di sampaikan dalam forum seminar. Naskah ini bisa berdasarkan hasil penelitian pemikiran murni dari penulisan dalam membahas atau memecahkan permasalahan yang dijadikan topik atau dibicarakan dalam seminar .[11]

2. Naskah Bersambung

Naskah Bersambung sebatas masih berdasarkan ciri-ciri karya ilmiah, bisa disebut karya tulis ilmiah. Bentuk tulisan bersambung ini juga mempunyai judul atau title dengan pokok bahasan (topik) yang sama, hanya penyajiannya saja yang dilakukan secara bersambung, atau bisa juga pada saat pengumpulan data penelitian dalam waktu yang berbeda.

B. Laporan hasil penelitian

Laporan adalah bagian dari bentuk karya tulis ilmiah yang cara penulisannya dilakukan secara relatif singkat. Laporan ini bisa di kelompokkan sebagai karya tulis ilmiah karena berisikan hasil dari suatu kegiatan penelitian meskipun masih dalam tahap awal.

C. Jurnal penelitian

Jurnal penelitian adalah buku yang terdiri karya ilmiah terdiri dari asal penilitian dan resensi buku. Penelitian jurnal ini harus teratur continue) dan mendapatkan nomor dari perpustakaannasional berupa ISSN(international standard serial number).

II. KARANGAN NON ILMIAH
Karangan non ilmiah: karangan yang tidak terikat padakarangan baku, Misal: anekdot, opini, dongeng, hikayat, cerpen, novel, roman, dan naskah drama.Karya non ilmiah sangat bervariasi topic dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum, ditulis berdasarkan fakta pribadi, umumnya bersifat subyektif, gaya bahasanya bias konkret atau abstrak, gaya bahasanya formal dan popular.

ciri-ciri karangan non ilmiah :
1. Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum.
2. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat subyektif.
3. ahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya nonformal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis.
4. Karya nonilmiah bersifat:
a. Emotif : kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi.
b. Persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative.
c. Deskriptif : pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif.
d. Kritik tanpa dukungan bukti.

Macam-macam Karya Non Ilmiah :
- Dongeng : merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan makhluk lainnya.

- Cerpen : suatu bentuk naratif fiktif. Cerita pendek dan cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang.

- Novel : sebuah karya fiksi promsa yang tertulis dannaratif. Biasanya dalam bentuk cerita.

- Drama : suatu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh aktor

- Roman : sejenis karya sastra dalam bentuk prosa atau gancaran yang isinya melukiskan perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing-masing.


Sumber :
http://mgmp1.wordpress.com/
http://makalahdanskripsi.blogspot.com/
http://fuad30.blog.friendster.com/
http://blogbahrul.wordpress.com/2007/11/28/sikap-ilmiah/
http://noorifada.files.wordpress.com/
http://rieztyoga.blogspot.com/

Minggu, 20 Februari 2011

BBG solusi Mahalnya BBM

Baru-baru ini harga BBM naik karena harga minyak dunia yang melambung, yaitu mencapai mencapai US$104,52 per barel pada awal tahun ini. Naiknya harga minyak dunia ini akan berpengaruh terhadap komoditas-komoditas yang nantinya akan berpengaruh terhadap kenaikan harga barang kebutuhan sehari-hari. Penggunaan BBM telah menjadi suatu kebiasaan masyarakat Indonesia. Padahal banyak kerugian yang ditimbulkan oleh BBM ini, diantaranya harganya yang mahal, pembakarannya yang tidak sempurna yang dapat menyebabkan polusi udara, dan belum lagi persediaannya yang makin lama kian menipis. Ketergantungan ini sangatlah tidak baik mengingat keberadaan BBM dan dampak yang ditimbulkannya.

Ada baiknya masyarakat Indonesia diperkenalkan dengan bahan bakar alternatif pengganti BBM, dengan harga yang terjangkau dan ramah lingkungan. Tidak perlu susah-susah mencari. Marilah berkenalan dengan BBG - Bahan Bakar Gas yang sudah tidak asing lagi. Penggunaan BBG memang belum memasyarakat dan masih digunakan oleh kalangan tertentu. Dan sebagian masyarakat masih enggan menggunakannya karena alasan mesin kendaraan yang memang berbahan bakar minyak. Tak perlu khawatir, karena kita dapat menggunakannya dengan memasang konverter pada kendaraan bermotor. Jadi bisa multifungsi, BBM bisa, BBG juga bisa. Namun yang menjadi kendala adalah harga konverter yang belum terjangkau oleh masyarakat yaitu sekitar 7 s/d 14jt.

Masih saja ada sesuatu yang mengganjal masyarakat untuk berpindah ke BBG yaitu masih langkanya Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG). Karena alasan susahnya mendapatkan pasokan BBG ini yang membuat masyarakat masih enggan migrasi ke BBG. Pemerintah juga tidak berpangku tangan. Sudah banyak program pemerintah untuk mensosialisasikan BBG dan rencana pemerintah untuk membangun infrastruktur untuk mendukung peningkatan pemanfaatan gas di sektor transportasi. Kita tinggal tunggu saja kebijakan konkret pemerintah, apakah migrasi dari BBM ke BBG ini dapat direalisasikan.

Selasa, 15 Februari 2011

Penalaran Deduktif

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.Secara sederhana penalaran dapat didefinisikan sebagai proses pengambilan kesimpulan berdasarkan proposisi-proposisi yang mendahuluinya.

Sedangkan penalaran deduktif adalah proses berfikir logis yang diawali dengan penyajian fakta yang bersifat umum, disertai pembuktian khusus, dan diakhiri simpulan khusus yang berupa prinsip, sikap, atau fakta yang berlaku khusus. Pada penalaran deduktif ini menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.

Contoh : yaitu sebuah sistem generalisasi.

TV adalah barang eletronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi,
VCD Player adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi.

Penalaran deduktif terdiri dari :
- Silogisme
Silogisme adalah suatu argumen yang bersifat deduktif yang mengandung tiga proporsi kategori yakni dua premis dan satu kesimpulan. Masing-masing premis itu yakni premis mayor (premis umum) biasanya disingkat PU dan premis minor (premis khusus) bisanya disingkat PK.

Kriteria silogisme sebagai barikut :

Premis Umum (PU) : Menyatakan bahwa semua anggota golongan tertentu (semua A) memiliki sifat atau hal tertentu (=B)

Permis KhusuS (PK) : Menyatakan bahwa sesuatu atau seseorang itu (=C) adalah golongan tertentu itu (=A)

Kesimpulan (K) : Menyatakan bahwa sesuatu atau sesorang itu (=C) memiliki sifat atau hal tersebut pada B (=B)

Silogisme ini bagian dari penalaran deduksi. Jika dirumuskan sebagai berikut :

PU : A = B

PK : C = A

K : C = B

Macam-Macam Silogisme di dalam Penalaran Deduktif:
1. Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor.

Silogisme kategorial terjadi dari tiga proposisi, yaitu:
Premis umum : Premis Mayor (My)
Premis khusus :Premis Minor (Mn)
Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.

Contoh:
Contoh silogisme Kategorial:
My : Semua mahasiswa adalah lulusan SLTA
Mn : Badu adalah mahasiswa
K : Badu lulusan SLTA

2. Silogisme Hipotesis
Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
Konditional hipotesis yaitu, bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.

Contoh :
My : Jika tidak ada air, manusia akan kehausan.
Mn : Air tidak ada.
K : Jadi, Manusia akan kehausan.

3. Silogisme Alternatif
Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.

Contoh
My : Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
Mn : Nenek Sumi berada di Bandung.
K : Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.

4. Silogisme Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.

Contoh:
- Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
- Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.

Namun silogisme kategorial dapat dibedakan menjadi dua saja, yaitu silogisme kategorial dan silogisme tersusun. Dimana silogisme tersusun terbagi lagi menjadi tiga kategorial yaitu:
a. Epikherema
Epikherema adalah jabaran dari silogisme kategorial yang diperluas dengan jalan memperluas salah satu premisnya atau keduanya. Cara yang biasa digunakan adalah dengan menambahkan keterangan sebab: penjelasan sebab terjadinya, keterangan waktu, maupun poembuktian keberadaannya.

Contoh:
Semua pahlawan bersifat mulia sebab mereka selalu memperjuangkan hak miliki bersama dengan menomorduakan kepentingan pribadinya. Sultan Mahmud Badaruddin adalah pahlawan. Jadi, Sultan Mahmud Badaruddin itu mulia.

b. Entimem
Silogisme ini merupakan jenis silogisme yang sama dengan pada penjelasan di atas.

c. Sorites.
Silogisme tipe ini sangat cocok untuk bentuk-bentuk tulisan atau pembicaraan yang bernuansa persuasif. Silogisme tipe ini didukung oleh lebih dari tiga premis, bergantung pada topik yang dikemukakan serta arah pembahasan yang dihubung-hubungkan demikian rupa sehingga predikat premis pertama menjadi subyek premis kedua, predikat premis kedua menjadi subyek pada premis ketiga, predikat premis kedua menjadi subyek pada premis keempat, dan seterusnya, hingga akhirnya sampailah pada kesimpulan yang diambil dari subyek premis pertama dan predikat premis terakhir.

Sumber :
Widjono. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. 2005. Jakarta : Grasindo.
http://wikipedia.org
http://kuroinoshiroyuki.blogspot.com
http://rosicute.wordpress.com
http://itha87.wordpress.com/

Selasa, 08 Februari 2011

Penalaran Induktif

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.Secara sederhana penalaran dapat didefinisikan sebagai proses pengambilan kesimpulan berdasarkan proposisi-proposisi yang mendahuluinya.

Salah sau penalaran yaitu penalaran induktif. Penalaran induktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Penalaran induktif ini bertolak dari pertanyaan-pernyataan yang khusus dan menghasilkan simpulan yg lebih umum. Jadi simpulan yg di peroleh tidak lebih dari khusus dari pada pernyataan (premis).

Macam-macam penalaran induktif adalah sebagai berikut :
- Generalisasi
Generalisasi adalah penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data. Jumlah data atau peristiwa khusus yang dikemukakan harus cukup dan dapat mewakili. Generalisasi yang berarti tanpa adanya loncatan induktif yang sempurna. Hal ini dimaksudkan keseluruhan data yang diamati dapat menghasilkan kesimpulan yang sangat kuat dan kesimpulan diperoleh dari pernyataan-pernyataan yang beruntut (berkaitan).
contoh :
Jika dipanaskan, besi memuai.

Jika dipanaskan, tembaga memuai.

Jika dipanaskan, emas memuai.

jadi, Jika dipanaskan, logam memuai.

- Analogi
Analogi adalah proses penalaran berdasarkan pengamatan terhadap gejala khusus dengan membandingkan atau mengumpamakan suatu objek yang sudah teridentifikasi secara jelas terhadap objek yang dianalogikan sampai dengan kesimpulan yang berlaku umum. Pada analogy biasanya membandingan 2 hal yang memiliki karakteristik berbeda namun dicari persamaan yang ada di tiap bagiannya. Biasanya dengan cara meramalkan, menyingkap kekeliruan maupun klasifikasi karakteristik.
contoh :
Ohno Satoshi adalah salah satu anggota Johnny Entertainment.
Ohno Satoshi dapat melakukan backflip.
Sho Sakurai anggota Johnny Entertainment.
Oleh sebab itu, Sho Sakurai dapat melakukan backflip.

Tujuan dari penalaran Analogi adalah :
~ Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
~ Analogi dilakukan untuk menyingkap kekeliruan.
~ Analogi dilakukan untuk menyusun klasifikasi.

- Kausal
Kausal adalah penalaran yg diperoleh dari gejala gejala yg saling berhubungan. Kausal merupakan proses penalaran berdasarkan hubungan ketergabungan antargejala yang mengikuti pola sebab-akibat maupun akibat-sebab.
- Sebab Akibat : pada intinya berpola A dan menyebabkan B. Selain itu, Pola A dapat Menyebabkan B,C,D dll. Jadi efek dari peristiwa bisa menjadi akibatnya. contoh : Kulit pisang yang tergeletak di lantai itu menyebabkan Sammy terpeleset.

- Akibat Sebab : Dampak merupakan akibat yang dapat menyimpulkan sebab. Contoh : Ohno pergi ke laut karena ia ingin memancing.

Sumber :
Widjono. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. 2005. Jakarta : Grasindo.
http://v4z4.wordpress.com/2010/05/14/penalaran-induktif/
http://wikipedia.org
http://tulisanpkfarida.blogspot.com/2010/03/penalaran-induktif.html

GO GO GO!

Ohchan

Ohchan