WELLINGTON - Seorang menteri di kabinet Selandia Baru mengundurkan diri dari jabatannya setelah terlibat dalam skandal menggelikan. Hanya karena membeli dua botol anggur, dia terpaksa kehilangan jabatannya.
Menteri Perumahan Selandia Baru Phil Heatley meminta maaf dan berjanji untuk membayar uang sebesar 1000 dolar Selandia Baru atau sekira Rp6,4 juta (Rp6,450 per dolar Selandia Baru). Uang tersebut dia keluarkan untuk membeli dua botol anggur, yang ditagihkan kepada kartu kredit milik pemerintah yang sudah menjadi fasilitas dirinya.
Insiden ini diketahui oleh media setempat yang kemudian menjadikannya sebagai berita utama saat itu. Dalam pengakuannya, Menteri Heatley keliru telah mengira dua botol yang dia beli di konferensi Partai Nasional, sebagai makanan untuk dia serta istrinya.
"Saya tidak ada maksud untuk menjadi fokus pengalihan dari kinerja pemerintah saat ini. Saya sudah mewakili masyarakat untuk duduk di kabinet, namun melakukan melakukan kesalahan," ungkap Heatley, seperti dikutip AFP, Kamis (25/2/2010).
Auditor Pemerintah Selandia Baru sendiri berencana untuk memeriksa pengeluaran dari Heatley, dan kemungkinan besar dia akan kembali ke kabinet atas tindakannya yang dianggap sebuah kesalahan yang tidak disengaja. Hal itu juga di sebutkan oleh Perdana Menteri Selandia Baru, John Key.
"Saya tidak memiliki alasan jika Menteri Heatley berbuat tidak jujur. Namun tetap saja amat penting bagi pihak auditor untuk menyelidiki insiden ini, agar meyakini jika uang rakyat tidak dihabiskan untuk kepentingan pribadi pejabat," ucap Perdana Menterti John Key.
Heatley sendiri telah mengembalikan semua pengeluaran yang dia habiskan saat liburan bersama keluarganya, yang kebetulan berkaitan dengan pekerjaannya.
Heatley merupakan menteri kedua di kabinet Selandia Baru sejak Partai Nasional berkuasa pada 2008 lalu. Sebelumnya Richard Worth memutuskan untuk mundur dari jabatannya sebagai Menteri Dalam Negeri tahun lalu, akibat terjerat skandal seks.
Sumber : http://international.okezone.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar