Pesan Tiket Mudah Murah

Senin, 08 Februari 2010

Sepuluh Busana Orangtua yang Mempengaruhi Anak




Gagasan baru yang bisa digunakan oleh para orangtua sebagai salah satu kiat jitu untuk menghadapi anak-anak tercinta di rumah adalah apa yang disebut sebagai Dasa Busana atau 10 pakaian. Artinya, orangtua hendaknya dapat mengenakan busana atau pakaian tertentu yang sesuai dengan situasi yang sedang dihadapinya.

Dengan mengenakan busana yang berbeda, orangtua dituntut dapat menyesuaikan sikap dalam menghadapi anak-anak sesuai dengan ciri orang yang biasa mengenakan busana tersebut.

Ide teori Dasa Busana ini diilhami teori Six Thinking Hats-nya Eduard de Bono. Seseorang, dalam berpikir, perlu mengenakan topi yang warnanya saling berbeda. Sementara di sini, penekanannya adalah bahwa dalam berinteraksi dengan anak-anak, orangtua perlu memiliki suatu sikap konkret yang mendorong suatu bentuk perilaku tertentu. Sikap itu bisa berubah sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang dihadapi.

Untuk memudahkan seseorang mengubah sikapnya dan menyesuaikan dengan kondisi yang sedang berlangsung, seseorang juga harus mengganti baju atau busana yang sedang dipakai-nya. Sebab, baju yang dipakai mencerminkan sikap yang seharusnya ditampilkan.

Inti dari Dasa Busana ini secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut.

Busana Polisi
Seorang polisi tugasnya adalah melayani, mengayomi, dan melindungi masyarakat agar warga masyarakat dapat hidup tenang dan dapat menjalan-kan tugas-tugasnya sehari-hari dengan perasaan aman. Seorang polisi yang -profesional menjalankan semua tugas dengan penuh senyum dan ringan hati.

Lalu, bagaimanakah sikap seorang ibu atau ayah yang mengenakan busana seragam polisi? Tentu saja sesuai dengan sikap yang ditunjukkan oleh para anggota polisi profesional tadi, yaitu penuh dengan senyuman dan tetap semangat dalam melindungi, melayani, dan mengayomi putra-putrinya di rumah.

Kehadiran orangtua yang bersikap seperti halnya polisi profesional akan membuat anak-anak di rumah merasa nyaman dan aman. Suasana aman seperti ini akan membuat anak-anak lebih tenang serta dapat tumbuh dan berkembang secara lebih optimal sebagai individu yang memiliki berbagai potensi unggul. Dalam hal demikian, orangtua dapat memakai busana polisinya.

Busana Guru
Seorang guru tugasnya mengajar dan membimbing murid-murid agar mengerti suatu mata pelajaran berdasarkan kurikulum yang telah disusun dengan cermat. Melalui kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan oleh seorang guru, murid jadi lebih mengerti mengenai suatu konsep dan bertambah pintar.

Bagaimanakah sikap seorang ibu atau ayah yang mengenakan busana guru?

Sikapnya adalah dengan penuh kesabaran mengajarkan berbagai hal kepada putra-putrinya hingga akhirnya anak-anak pun lebih mengerti dan bertambah pintar. Dalam hal ini, orangtua pun dituntut untuk mengerti dan menguasai apa yang perlu diajarkan dan bagaimana cara mengajarkannya kepada anak-anaknya. Kemudian, dengan penuh kasih sayang mengajarkan kepada anak-anak itu secara bertahap hingga akhirnya anak-anak pun mulai mengerti.

Dengan memakai busana guru, orangtua dituntut untuk mengajarkan berbagai hal kepada anak sebagai “murid” di rumah, baik menyangkut hal yang sifatnya kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

Busana Hakim
Tugas seorang hakim adalah memutuskan suatu perkara secara adil. Sikap seorang hakim profesional adalah tegas dalam mengambil keputusan setelah mempertimbangkan semua aspek secara objektif berdasarkan pengamatannya yang cermat atas semua fakta yang ada. Tentu saja seorang hakim harus jujur dan bersih sehingga mampu mengambil keputusan secara bersih pula.

Lalu, bagaimana sikap orangtua yang mengenakan busana ini?

Terhadap berbagai masalah dalam keluarga, orangtua hendaknya juga bersikap adil, tegas, dan berwibawa seperti layaknya seorang hakim. Terhadap anak-anak, tentu tidak tepat kalau orangtua bersikap pilih kasih. Misalnya, hanya anak yang penurut yang selalu dibela, sementara anak yang sering membantah atau kurang penurut malah cenderung untuk selalu disalahkan.

Layaknya seorang hakim, seyogianya setiap orangtua juga bersikap adil terhadap semua anaknya di rumah.

Busana Pramuka
Seorang anggota pramuka adalah sahabat sejati dan penuh rasa setia kawan. Ia senantiasa kompak dan bersatu dengan teman-teman sesama anggota pramuka. Saling menghargai dan bisa bekerja sama dalam setiap situasi, baik saat gembira maupun saat menghadapi kesulitan.

Inilah hal yang perlu diperhatikan oleh para orangtua apabila mengenakan busana seragam pramuka. Artinya, sikap terhadap anak adalah sikap terhadap seorang teman, penuh rasa persahabatan. Tidak sok kuasa atau sewenang-wenang.

Seorang anggota pramuka selalu bekerja sama dan bergotong royong menghadapi setiap masalah. Begitu pula yang harus dilakukan oleh orangtua terhadap anaknya apabila mengenakan busana ini. Menganggap anak sahabat sejati yang bisa diajak kerja sama dengan kompak, bukannya sebagai subordinat yang bisa diperintah secara sewenang-wenang.

Busana Sekolah
Seorang murid atau anak sekolah mempunyai sikap rendah hati dan mau belajar dengan tekun. Ia amat menghormati gurunya serta mau mendengarkan apa yang diajarkan oleh guru dengan penuh perhatian.

Bagaimana halnya dengan orangtua yang mengenakan busana ini?

Orangtua yang mengenakan busana sekolah hendaknya juga mau tampil rendah hati. Artinya, berani menghargai anak, juga sebagai guru yang perlu diperhatikan ajaran-ajarannya. Ajaran-ajarannya? Sebagai guru? Mungkin ada yang bertanya, apa tidak salah? Mana mungkin anak yang masih ingusan sampai kita anggap sebagai guru? Apa bukan mengada-ada?

Bukan. Meskipun masih anak-anak, banyak hal positif yang dapat kita pelajari dari mereka. Misalnya kejujurannya. Pada dasarnya, setiap anak jujur dan berani mengatakan suatu kebenaran tanpa takut sedikit pun. Bukankah kita semua perlu belajar pada anak mengenai kejujuran?

Lalu, kreativitas. Hampir semua anak di dunia memiliki kreativitas alamiah yang sangat cemerlang. Ciri-ciri kreativitas, seperti bebas dalam berpikir, tidak takut salah, berani mengambil risiko, spontan, imajinatif, dan rasa ingin tahu yang besar sangat lekat dengan kehidupan anak-anak. Nah, bukankah dalam hal ini pun kita perlu belajar pada anak-anak kita sendiri?

Dengan mengenakan busana seragam sekolah, setiap orangtua perlu bersikap rendah hati, mau belajar berbagai hal baru, dan cermat mendengarkan apa-apa yang dikatakan oleh anak-anak kita di rumah.

Busana Olahraga
Seorang olahragawan profesional selalu rajin berlatih, energik, lincah, gesit, serta memiliki sikap sportif. Ia berusaha untuk memenangkan pertandingan. Namun, apabila kalah, tetap berani mengakui kekalahannya dan mau memuji lawannya yang lebih unggul.

Para orangtua yang mengenakan busana olahraga sikapnya pun hendaknya sama sebagaimana para olah-ragawan tadi. Dalam menghadapi anak-anaknya, orangtua hendaknya tidak menampilkan sikap mau menang sendiri di samping kita perlu berusaha untuk senantiasa tetap sehat, melatih berbagai ketrampilan kita (khususnya dalam menghadapi anak), juga tidak mudah menjadi berang atau ngambek apabila sesekali terpaksa harus “kalah” dengan anak-anak.

“Pertandingan” dengan anak hendaknya tetap bisa dilihat dari kacamata seorang olahragawan. Kemenangan harus direbut secara sportif melalui keunggulan masing-masing pihak, dan bukannya kekuasaan secara otoriter.

Busana Badut
Seorang badut senantiasa menampilkan gerakan dan perilaku yang lucu sehingga membuat orang lain senang dan terhibur. Humor yang ditampilkan oleh seorang badut akan membuat orang lain merasa aman secara psikologis, terangsang untuk lebih kreatif, dan akhirnya akan dapat mengembangkan berbagai potensinya secara lebih optimal.

Orangtua yang mengenakan busana badut akan bersikap penuh humor dan menciptakan suasana gembira di tengah anak-anak tercinta di rumah, bukannya justru sikap yang serba angker atau terlalu serius. Dengan mengenakan busana badut, juga terkandung sikap kreatif dalam menghadapi anak. Penuh dengan ide cemerlang yang bisa membuat anak termotivasi untuk melakukan berbagai hal positif sebagaimana dikehendaki oleh orangtua.

Busana Manajer
Seorang manajer akan melakukan berbagai kegiatannya secara profesional, mulai perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan evaluasi kegiatan. Dengan cara demikian, diharapkan semua kegiatan dapat terlaksana secara lebih efektif.

Begitu pula hendaknya para orangtua yang mengenakan busana manajer. Diharapkan mereka dapat bertindak lebih sistematis, merencanakan berbagai program kegiatan untuk anak-anaknya, mencatat secara teliti setiap tahap perkembangan anak, sampai dengan mengevaluasi berbagai rencana yang telah dilakukan.

Anak-anak yang memperoleh pengarahan kegiatan secara jelas dan teratur akan merasa lebih tenang dan mudah mengembangkan dirinya secara lebih optimal.

Busana Dokter
Seorang dokter tugasnya mengobati penyakit sang pasien. Dengan sangat teliti, seorang dokter akan memeriksa keadaan penyakit pasien, kemudian berdasarkan keahliannya ia mendiagnosis penyakit tersebut lalu terakhir memberikan resep atau mengobatinya. Semua tentu dilakukan dengan penuh kasih sayang.

Demikian pula hendaknya sikap orangtua yang mengenakan busana dokter. Anak-anak, sebagai individu yang tengah tumbuh, bagaimanapun masih penuh dengan kekeliruan dalam melangkah. Dalam hal demikian, bukanlah sikap yang kasar atau kemarahan yang diharapkan oleh seorang anak, tetapi justru upaya penuh kasih sayang untuk “mengobati” kesalahan-kesalahan tersebut. Membuat anak tumbuh lebih sehat dengan memberikan “vitamin” mental kepada anak adalah salah satu sikap seorang ibu atau ayah yang mengenakan busana dokter.

Busana Santai
Seseorang yang mengenakan busana santai berarti juga dalam suasana santai, tidak harus menjalankan suatu profesi tertentu dan juga tidak harus bersikap serius. Dalam hal demikian, ia bebas memikirkan dirinya sendiri, apakah akan menonton TV, duduk di teras, atau bahkan tidur-tiduran di sofa. Tidak ada target yang harus dicapai pada saat mengenakan busana santai ini.

Nah, orangtua yang mengenakan busana santai seperti ini juga bebas mengekspresikan dirinya, bukan lagi dibebani dengan statusnya sebagai orangtua. Artinya, saat itu ia betul-betul hanya memikirkan dirinya sendiri. Apakah akan pergi shopping, bermain golf, memancing, nonton film, arisan, atau apa pun yang disukainya. Dengan mengenakan busana santai, orangtua memperoleh kesempatan untuk berkembang menjadi dirinya sendiri. Tidak harus terpaku dengan statusnya sebagai orangtua secara terus-menerus yang akan membuat akhirnya menjadi stres.

Demikianlah ke-10 busana yang seyogianya dapat dipakai oleh para orangtua sesuai dengan kondisi dan situasi yang tengah dihadapinya. Diharapkan, dengan mengandaikan diri sedang mengenakan busana-busana tersebut, orangtua akan dapat lebih mudah mengatur sikapnya sesuai dengan keadaan sehingga anak-anak akan merasa lebih dihargai dan lebih bahagia.

Sumber : http://keluargacemara.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

GO GO GO!

Ohchan

Ohchan